Khalifah Muhammad Al Fatih
Anda harus saksikan : Khalifah Muhammad Al Fatih: Sang Penakluk Konstantinopel
Catatan :
- "Konstantinopel akan ditaklukkan oleh tentara Islam. Rajanya adalah sebaik-baik raja & tentaranya adalah sebaik-baik tentara"
- "Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, "bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, tiba-tiba beliau SAW ditanya tentang kota manakah yang akan futuh terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW menjawab, "Kota Heraklius terlebih dahulu (Konstantinopel)"
- "Aku mendengar baginda Rasulullah S.A.W mengatakan seorang lelaki soleh akan dikuburkan di bawah tembok tersebut & aku juga ingin mendengar derapan tapak kaki kuda yang membawa sebaik-baik raja yang mana dia akan memimpin sebaik-baik tentara seperti yang telah diisyaratkan oleh baginda" (Abu Ayyub al-Anshari ra. kepada panglima Bani Umayyah).
Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih (bahasa Turki Ottoman: محمد ثانى Meḥmed-i sānī, bahasa Turki: II. Mehmet, juga
dikenal sebagai el-Fatih (الفاتح), "sang
Penakluk", dalam bahasa Turki Usmani, atau, Fatih Sultan Mehmetdalam
bahasa Turki; 30 Maret 1432 – 3 Mei 1481) merupakan seorang
sultan Turki Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Mempunyai
kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika & menguasai 6 bahasa
saat berumur 21 tahun. Dari sudut pandang Islam, ia dikenal sebagai seorang
pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan tawadhu' setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalamperang Salib)
dan Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan
Islam dalam peperangan di 'Ain Al-Jalut melawan
tentara Mongol).
Kejayaannya dalam menaklukkan Konstantinopel menyebabkan
banyak kawan dan lawan kagum dengan kepimpinannya serta taktik & strategi
peperangannya yang dikatakan mendahului pada zamannya dan juga kaedah pemilihan
tenteranya. Ia merupakan anak didik Syekh Syamsuddin yang
masih merupakan keturunan Abu Bakar As-Siddiq.
Ia jugalah yang mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambol (Islam
keseluruhannya). Kini nama tersebut telah diganti oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul.
Untuk memperingati jasanya, Masjid Al Fatih telah
dibangun di sebelah makamnya.
Diceritakan bahwa tentara Sultan Muhammad Al Fatih tidak pernah
meninggalkan salat wajib sejak baligh & separuh dari mereka tidak pernah
meninggalkan salat tahajjud sejak baligh. Hanya Sulthan Muhammad Al Fatih saja
yang tidak pernah meninggalkan salat wajib, tahajud & rawatib sejak baligh
hingga saat kematiannya.
Saudaraku ...
Mari instropeksi diri kita, para guru dalam mendidik,
tidak hanya transfer ilmu saja. Anak didik (siswa) adalah anak kita, masa depan kita.
Didiklah anakmu karena anakmu akan hidup pada zaman yang berbeda
dengan zamanmu.
Apakah seperti gurunya Muhammad Al Fatih !!!
0 Response to "Khalifah Muhammad Al Fatih"
Posting Komentar